BADUNG, Lensabali.id - Pembangunan TPST Kuta kini telah memasuki tahap akhir dengan progres pemasangan mencapai 80 persen. Fasilitas ini diproyeksikan mampu mengolah hingga 45 ton sampah residu per hari.
Uji coba operasional dijadwalkan dimulai pada Desember 2025. Tahap ini akan mencakup pengujian kelayakan, proses pembakaran, hingga pemeriksaan baku mutu udara.
Plt Kepala DLHK Badung, Rai Warasthuti, menjelaskan bahwa seluruh perizinan ditargetkan rampung sebelum fasilitas mulai beroperasi penuh pada Januari 2026. Ia menegaskan bahwa TPST ini akan memperkuat penanganan sampah di tingkat desa.
Selain membangun TPST, Pemkab Badung juga melengkapi sarana pendukung melalui pengadaan 10 insinerator baru sepanjang 2025. Empat di antaranya ditempatkan di TPST Kuta, sementara sisanya disebar ke desa-desa.
Volume sampah di Badung mengalami lonjakan signifikan saat Hari Raya Galungan. Peningkatan sekitar 20 persen terutama berasal dari sampah organik hasil rangkaian upacara.
Rai menyebut bahwa estimasi harian sekitar 500 ton sampah sebenarnya belum mencakup seluruh sumber. Hotel, restoran, kafe, serta penduduk komuter belum sepenuhnya masuk hitungan.
Sampah organik yang terkumpul di TPS 3R akan diolah menjadi kompos. Sementara residu yang tidak bisa diolah tetap diarahkan ke TPA.
TPST Kuta diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban TPA Suwung yang selama ini menampung sebagian besar sampah dari kawasan Badung dan Denpasar.
Dengan adanya fasilitas baru ini, pemerintah daerah optimistis pengelolaan sampah akan menjadi lebih efisien, terutama menghadapi peningkatan aktivitas pariwisata.
Keberadaan TPST Kuta juga diharapkan dapat mendukung upaya Badung menuju sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. (apn)
Uji coba operasional dijadwalkan dimulai pada Desember 2025. Tahap ini akan mencakup pengujian kelayakan, proses pembakaran, hingga pemeriksaan baku mutu udara.
Plt Kepala DLHK Badung, Rai Warasthuti, menjelaskan bahwa seluruh perizinan ditargetkan rampung sebelum fasilitas mulai beroperasi penuh pada Januari 2026. Ia menegaskan bahwa TPST ini akan memperkuat penanganan sampah di tingkat desa.
Selain membangun TPST, Pemkab Badung juga melengkapi sarana pendukung melalui pengadaan 10 insinerator baru sepanjang 2025. Empat di antaranya ditempatkan di TPST Kuta, sementara sisanya disebar ke desa-desa.
Volume sampah di Badung mengalami lonjakan signifikan saat Hari Raya Galungan. Peningkatan sekitar 20 persen terutama berasal dari sampah organik hasil rangkaian upacara.
Rai menyebut bahwa estimasi harian sekitar 500 ton sampah sebenarnya belum mencakup seluruh sumber. Hotel, restoran, kafe, serta penduduk komuter belum sepenuhnya masuk hitungan.
Sampah organik yang terkumpul di TPS 3R akan diolah menjadi kompos. Sementara residu yang tidak bisa diolah tetap diarahkan ke TPA.
TPST Kuta diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban TPA Suwung yang selama ini menampung sebagian besar sampah dari kawasan Badung dan Denpasar.
Dengan adanya fasilitas baru ini, pemerintah daerah optimistis pengelolaan sampah akan menjadi lebih efisien, terutama menghadapi peningkatan aktivitas pariwisata.
Keberadaan TPST Kuta juga diharapkan dapat mendukung upaya Badung menuju sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. (apn)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar