BADUNG, Lensabali.id – Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri Pertukaran Seni Budaya Warga Long Yan dari Mancanegara di Jimbaran, Jumat (7/11). Dalam kesempatan itu, ia menegaskan pentingnya pelestarian budaya luhur sebagai dasar mempererat hubungan antarbangsa melalui diplomasi budaya.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat menjaga nilai-nilai seni dan budaya yang luhur, serta memperkuat hubungan persaudaraan antarnegara,” ujar Koster. Ia menilai kegiatan tersebut mencerminkan vibrasi Bali sebagai destinasi perdamaian dunia yang menginspirasi solidaritas lintas budaya.
Koster juga mengungkapkan rasa hormatnya terhadap hubungan baik Indonesia dan China. Ia mengenakan pakaian endek merah sebagai simbol penghormatan terhadap budaya Tionghoa. “Saya sangat menghormati hubungan baik antara Indonesia dan China,” katanya.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat menjaga nilai-nilai seni dan budaya yang luhur, serta memperkuat hubungan persaudaraan antarnegara,” ujar Koster. Ia menilai kegiatan tersebut mencerminkan vibrasi Bali sebagai destinasi perdamaian dunia yang menginspirasi solidaritas lintas budaya.
Koster juga mengungkapkan rasa hormatnya terhadap hubungan baik Indonesia dan China. Ia mengenakan pakaian endek merah sebagai simbol penghormatan terhadap budaya Tionghoa. “Saya sangat menghormati hubungan baik antara Indonesia dan China,” katanya.
.jpeg)
China dan Bali Memiliki Peradaban Budaya yang Kuat
Dalam sambutannya, Koster menyatakan kekagumannya terhadap Tiongkok yang memiliki peradaban budaya kuat dan berpengaruh besar bagi dunia. “China menjadi negara besar karena ditopang ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju,” ungkapnya.Ia juga menyinggung tokoh besar Tiongkok, Deng Xiaoping, yang terkenal dengan filosofi pragmatisnya: “Tidak penting warna kucingnya, yang penting bisa menangkap tikus.” Menurut Koster, hal itu mencerminkan semangat efisiensi dan ketekunan yang patut dicontoh.
Koster mengenang momen pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping saat KTT G20 di Bali tahun 2022 sebagai simbol hubungan erat kedua negara. Ia menilai ketekunan masyarakat China menjadi inspirasi bagi Bali dalam membangun karakter dan memperkuat identitas bangsa.
“Melalui budaya, kita belajar kerja keras, kesetiaan, dan toleransi,” ujarnya. Ia berharap pertukaran seni ini tak sekadar menjadi ajang pementasan, tetapi juga mempertemukan hati dan pikiran dari berbagai bangsa.
Koster menambahkan, kegiatan budaya menjadi media penting di tengah arus globalisasi untuk menjaga identitas dan mengirimkan pesan perdamaian. Ia mendorong generasi muda untuk aktif melestarikan budaya lewat kreativitas modern.
“Pemuda harus menjadi pelaku dan pewaris budaya yang aktif, bukan hanya penonton,” tegasnya. Koster juga membuka peluang kerja sama lintas negara dalam bidang kebudayaan dan berharap Bali menjadi pusat diplomasi budaya dunia. (*/ap)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar