
KARANGASEM, Lensabali.id - Kebakaran yang menghanguskan sejumlah kios di Pasar Menanga saat Galungan diduga kuat disebabkan korsleting listrik pada kipas angin. Temuan awal ini disampaikan setelah tim Inafis melakukan pengecekan di lokasi.
Kepala Desa Menanga, I Made Hendra Sagita, menjelaskan bahwa titik awal kebakaran berasal dari salah satu kios yang didapati memasang kipas angin. Korsleting diduga memicu api yang kemudian merambat dengan cepat.
Hingga kini, sisa-sisa kebakaran belum dibersihkan dan garis polisi masih mengelilingi area tersebut. Tim dari Polda Bali akan turun untuk memastikan penyebab pastinya.
Desa adat telah melaksanakan upacara pecaruan sebagai bentuk pembersihan niskala setelah insiden tersebut. Sementara itu, pembahasan lanjutan mengenai penanganan pascakebakaran akan dilakukan bersama Diskoperindag Karangasem.
Desa dinas hanya dapat memfasilitasi pencatatan kerugian pedagang untuk diajukan kepada BPBD. Banyak kios yang nyaris tidak dapat menyelamatkan barang dagangannya.
Perhitungan awal menunjukkan kerugian mencapai sekitar Rp 700 juta. Jumlah itu diperkirakan masih bisa bertambah setelah pendataan lebih detail.
Sagita menyampaikan harapan agar Pemkab Karangasem menyediakan satu unit mobil pemadam kebakaran di Kecamatan Rendang. Menurutnya, kejadian berulang ini menunjukkan perlunya respon cepat di wilayah tersebut.
Dalam insiden terakhir, pemadaman harus melibatkan damkar Klungkung karena petugas Karangasem terhambat akses jalan yang terputus. Kondisi ini dinilai memperlambat penanganan api.
Warga dan pedagang kini menunggu langkah pemerintah untuk pemulihan pasar. Insiden ini kembali menegaskan pentingnya fasilitas keselamatan yang lebih memadai di pusat aktivitas masyarakat.
Kebakaran yang terjadi saat perayaan Galungan ini menjadi pukulan berat bagi para pedagang yang kehilangan tempat usaha dan barang dagangan mereka. (apn)
Kepala Desa Menanga, I Made Hendra Sagita, menjelaskan bahwa titik awal kebakaran berasal dari salah satu kios yang didapati memasang kipas angin. Korsleting diduga memicu api yang kemudian merambat dengan cepat.
Hingga kini, sisa-sisa kebakaran belum dibersihkan dan garis polisi masih mengelilingi area tersebut. Tim dari Polda Bali akan turun untuk memastikan penyebab pastinya.
Desa adat telah melaksanakan upacara pecaruan sebagai bentuk pembersihan niskala setelah insiden tersebut. Sementara itu, pembahasan lanjutan mengenai penanganan pascakebakaran akan dilakukan bersama Diskoperindag Karangasem.
Desa dinas hanya dapat memfasilitasi pencatatan kerugian pedagang untuk diajukan kepada BPBD. Banyak kios yang nyaris tidak dapat menyelamatkan barang dagangannya.
Perhitungan awal menunjukkan kerugian mencapai sekitar Rp 700 juta. Jumlah itu diperkirakan masih bisa bertambah setelah pendataan lebih detail.
Sagita menyampaikan harapan agar Pemkab Karangasem menyediakan satu unit mobil pemadam kebakaran di Kecamatan Rendang. Menurutnya, kejadian berulang ini menunjukkan perlunya respon cepat di wilayah tersebut.
Dalam insiden terakhir, pemadaman harus melibatkan damkar Klungkung karena petugas Karangasem terhambat akses jalan yang terputus. Kondisi ini dinilai memperlambat penanganan api.
Warga dan pedagang kini menunggu langkah pemerintah untuk pemulihan pasar. Insiden ini kembali menegaskan pentingnya fasilitas keselamatan yang lebih memadai di pusat aktivitas masyarakat.
Kebakaran yang terjadi saat perayaan Galungan ini menjadi pukulan berat bagi para pedagang yang kehilangan tempat usaha dan barang dagangan mereka. (apn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar