DENPASAR, Lensabali.id - Mandor proyek bernama I Wayan Sedhana (54) diduga menjadi korban penganiayaan brutal oleh lebih dari satu orang sebelum akhirnya tewas. Berdasarkan hasil autopsi, terdapat 16 luka di tubuh korban, sebagian besar berada di bagian wajah dan leher. Jasad Sedhana ditemukan tergeletak di kawasan Subak Tenggaling, Banjar Puseh, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Dokter Forensik RSUP Prof. Ngoerah, Ida Bagus Putu Alit, mengungkapkan bahwa luka-luka tersebut merupakan akibat hantaman benda tumpul. "Kami temukan 16 bekas luka, yang paling banyak di bagian wajah," ujarnya saat konferensi pers di Denpasar, Senin (27/10).
Dari pemeriksaan, tampak jelas bahwa korban sempat dibekap sebelum tewas. Bekas tekanan di sekitar mulut dan leher menunjukkan adanya upaya untuk membungkam korban. Namun, menurut Alit, tindakan membekap itu tidak menjadi penyebab kematian, karena tidak ditemukan tanda korban meninggal akibat kehabisan oksigen. “Korban kemungkinan masih hidup saat dibekap,” jelasnya.
Selain luka akibat benda tumpul, ditemukan pula luka fatal di leher yang menjadi penyebab utama kematian. Luka tersebut merupakan dua sayatan tajam di bagian leher dari sisi kanan ke kiri, hingga memotong pembuluh darah besar dan saluran pernapasan bagian atas. “Luka itu bahkan sampai mengenai tulang leher bagian kedua,” terang Alit.
Ia juga menambahkan bahwa bentuk luka di leher sesuai dengan pola gergaji yang ditemukan di lokasi kejadian. Dari hasil pemeriksaan, luka sayat tersebut diyakini kuat disebabkan oleh benda tajam bergigi seperti gergaji.
Dengan demikian, penyebab kematian Sedhana dipastikan karena kekerasan benda tajam di leher, sedangkan luka-luka lainnya menunjukkan adanya penganiayaan berat sebelum korban dibunuh. Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami pelaku dan motif di balik pembunuhan sadis tersebut. (ap)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar