TABANAN, Lensabali.id – Pabrik styrofoam yang berlokasi di Banjar Batan Duren, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, kembali dilalap api pada Senin (27/10/2025). Peristiwa ini terjadi belum genap sebulan setelah kebakaran pertama yang menimpa pabrik tersebut pada 15 Oktober lalu.
Kepala Bidang Pemadam BPBD Tabanan, I Wayan Suakta, menjelaskan bahwa area yang terbakar mencakup sekitar 54x18 meter di sisi timur bangunan. “Api pertama kali muncul dari percikan mesin las yang mengenai material mudah terbakar,” ujarnya.
Sebanyak lima unit mobil pemadam dikerahkan untuk menjinakkan kobaran api. Menurut Suakta, proses pemadaman berlangsung cepat dan berhasil dikendalikan dalam waktu sekitar 30 menit. “Syukurlah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” katanya menambahkan.
BPBD memperkirakan kerugian materiel mencapai sekitar Rp 5 juta akibat insiden tersebut. Meski tergolong kecil, kebakaran berulang ini menimbulkan kekhawatiran terkait standar keselamatan di kawasan industri setempat.
Tak hanya pabrik styrofoam, kebakaran juga terjadi di toko plastik milik I Gusti Nyoman Suasada di Banjar Panti, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, pada Minggu (26/10/2025) malam. Insiden itu diduga dipicu korsleting listrik di salah satu kamar toko.
Dalam peristiwa kedua ini, petugas juga memastikan tidak ada korban jiwa. Namun, nilai kerugian ditaksir jauh lebih besar, mencapai Rp 200 juta.
BPBD Tabanan mengimbau seluruh pemilik usaha untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, terutama di lokasi dengan banyak bahan mudah terbakar. “Kedisiplinan dalam menjaga keamanan area kerja menjadi kunci agar kejadian serupa tidak terulang,” tutur Suakta.(apn)
Kepala Bidang Pemadam BPBD Tabanan, I Wayan Suakta, menjelaskan bahwa area yang terbakar mencakup sekitar 54x18 meter di sisi timur bangunan. “Api pertama kali muncul dari percikan mesin las yang mengenai material mudah terbakar,” ujarnya.
Sebanyak lima unit mobil pemadam dikerahkan untuk menjinakkan kobaran api. Menurut Suakta, proses pemadaman berlangsung cepat dan berhasil dikendalikan dalam waktu sekitar 30 menit. “Syukurlah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” katanya menambahkan.
BPBD memperkirakan kerugian materiel mencapai sekitar Rp 5 juta akibat insiden tersebut. Meski tergolong kecil, kebakaran berulang ini menimbulkan kekhawatiran terkait standar keselamatan di kawasan industri setempat.
Tak hanya pabrik styrofoam, kebakaran juga terjadi di toko plastik milik I Gusti Nyoman Suasada di Banjar Panti, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, pada Minggu (26/10/2025) malam. Insiden itu diduga dipicu korsleting listrik di salah satu kamar toko.
Dalam peristiwa kedua ini, petugas juga memastikan tidak ada korban jiwa. Namun, nilai kerugian ditaksir jauh lebih besar, mencapai Rp 200 juta.
BPBD Tabanan mengimbau seluruh pemilik usaha untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, terutama di lokasi dengan banyak bahan mudah terbakar. “Kedisiplinan dalam menjaga keamanan area kerja menjadi kunci agar kejadian serupa tidak terulang,” tutur Suakta.(apn)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar