Peresmian ditandai dengan pemotongan pita bersama Gubernur Bali Wayan Koster, dilanjutkan dengan pembukaan pintu menggunakan sidik jari serta penyingkapan tirai papan nama sekretariat. Momen ini menjadi tonggak baru kelanjutan program Transformasi Ekonomi Kerthi Bali, gagasan besar Gubernur Koster yang lahir dari refleksi mendalam pasca pandemi Covid-19.
Dalam paparannya, Gubernur Wayan Koster memaparkan kondisi ekonomi Bali terkini. Tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 5,48 persen, melampaui rata-rata nasional sebesar 5,03 persen.
Sementara PDRB per kapita meningkat signifikan menjadi Rp 67 juta, naik dari Rp 57 juta pada 2019.
“Tingkat kemiskinan Bali hanya 3,8 persen, jauh di bawah rata-rata nasional 8,57 persen. Kesenjangan 0,348 persen, pengangguran 1,79 persen, IPM 78,6, usia harapan hidup 75 tahun dan stunting 7,2 persen,” ungkap Koster.
Menurutnya, konsep EKB muncul dari keprihatinan mendalam atas kerapuhan ekonomi Bali saat pandemi.
“Di tahun 2019 ekonomi Bali tumbuh 5,3 persen. Tahun 2020, karena Covid, langsung anjlok menjadi minus 9,3 persen. Saat itu saya sadar, kalau Bali terus bergantung pada sektor pariwisata, kita akan rentan. Karena itu saya menggagas transformasi agar ekonomi Bali berdiri di atas kekuatan lokal,” ujar Koster.
Ia juga menyoroti ketimpangan ekonomi antarwilayah, di mana Pendapatan Asli Daerah (PAD) tiga kabupaten/kota yakni Badung, Denpasar, dan Gianyar mencapai Rp 10,9 triliun, sementara enam kabupaten lainnya hanya Rp 2,3 triliun.
“Kesenjangan ini harus kita jawab dengan pemerataan pembangunan melalui transformasi ekonomi berbasis potensi lokal,” tegasnya.
Koster menjelaskan, Ekonomi Kerthi Bali adalah konsep pembangunan harmonis terhadap alam, ramah lingkungan, berbasis sumber daya lokal, menjaga kearifan lokal, bernilai tambah, tangguh, berdaya saing, berkelanjutan dan inklusif.
“Konsep ini kami bangun berlandaskan nilai Sad Kerthi, agar Bali bisa berdikari secara ekonomi tanpa meninggalkan jati diri budaya dan alamnya,” katanya.
Konsep ini sempat melambat ketika Koster menyelesaikan masa jabatan pertamanya, namun kini direaktivasi oleh Menteri PPN/Bappenas sebagai wujud dukungan pemerintah pusat terhadap keberlanjutan transformasi ekonomi Bali.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyambut baik reaktivasi sekretariat ini. Ia menegaskan, Bappenas berkomitmen penuh untuk mendukung pelaksanaan transformasi EKB.
“Bappenas juga sangat berkepentingan dengan konsep ini. Kami ingin memiliki model pembangunan daerah dari Aceh hingga Papua, yang tumbuh dari keunikan, keunggulan, dan budaya lokal,” ujarnya.
Ia juga memuji keberanian Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Koster yang berani melepaskan ketergantungan dari sektor glamour pariwisata dan kembali pada kekuatan alam serta budaya.
Acara ditutup dengan penyerahan Peta Jalan Transformasi EKB dan Manual Book Project Management Office (PMO) oleh Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Teni Widuriyanti bersama Deputi Bidang Perencanaan Makro Pembangunan Eka Chandra Buana kepada Gubernur Bali.
Sebagai balasan, Gubernur Koster menyerahkan Buku Ekonomi Kerthi Bali dan Buku 100 Tahun Haluan Pembangunan Bali kepada Menteri Pambudy.
Sementara Ketua TP PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, turut menyerahkan cendera mata berupa kain tenun endek khas Bali kepada Menteri Pambudy beserta istri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar