DENPASAR, Lensabali.id - Bank BPD Bali mencatat kemajuan signifikan dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang 2025. Hingga Oktober, sebanyak 3.847 debitur berhasil naik kelas, dari usaha mikro menjadi kecil hingga menengah.
Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma, mengatakan penyaluran KUR ke sektor produktif mencapai 60,97 persen. Sektor tersebut meliputi pertanian, industri pengolahan, dan perikanan, yang dinilai mampu memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat.
Dari ribuan pelaku usaha yang naik kelas tersebut, 2.187 debitur telah melunasi KUR dan kini mengakses produk pembiayaan lain seperti Kredit Usaha untuk Sejahtera (Kusuma). Sementara sisanya beralih ke jenis kredit produktif lain di luar KUR.
Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, BPD Bali menyalurkan Rp1,51 triliun KUR kepada 7.921 debitur UMKM, dengan 6.070 di antaranya merupakan debitur baru. Penyaluran untuk usaha mikro mencapai Rp300 miliar atau 100 persen dari target, sedangkan usaha kecil mencapai Rp1,2 triliun dari target Rp1,6 triliun, dan super mikro sebesar Rp520 juta dari target Rp550 juta.
Untuk mempercepat realisasi KUR, bank milik pemerintah daerah ini mengadopsi sejumlah strategi inovatif. Salah satunya dengan membuka layanan akhir pekan dan menggunakan sistem kredit digital (Digiloan) untuk mempercepat proses analisis kredit secara daring.
“Melalui sistem digital ini, analisis kredit bisa dilakukan lebih efisien dan di mana saja,” kata Sudharma. Ia menambahkan, BPD Bali tetap menjangkau pangsa pasar di wilayah perdesaan, yang menjadi bagian dari ekosistem UMKM paling kecil di Bali.
Kinerja penyaluran KUR BPD Bali ke sektor produktif bahkan melampaui rata-rata nasional, yakni 60,7 persen. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi penyaluran kredit berbasis produktivitas di tingkat daerah.
Secara nasional, hingga awal November 2025, penyaluran KUR telah mencapai Rp228 triliun atau 76 persen dari plafon nasional Rp300 triliun. Program tersebut telah membantu 3,87 juta debitur UMKM, termasuk 1,18 juta pelaku usaha yang naik kelas.
Capaian tersebut menegaskan peran penting BPD Bali dalam memperkuat pondasi ekonomi daerah melalui dukungan pembiayaan yang berkelanjutan bagi pelaku UMKM, sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi produktif di Pulau Dewata. (apn)
Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma, mengatakan penyaluran KUR ke sektor produktif mencapai 60,97 persen. Sektor tersebut meliputi pertanian, industri pengolahan, dan perikanan, yang dinilai mampu memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat.
Dari ribuan pelaku usaha yang naik kelas tersebut, 2.187 debitur telah melunasi KUR dan kini mengakses produk pembiayaan lain seperti Kredit Usaha untuk Sejahtera (Kusuma). Sementara sisanya beralih ke jenis kredit produktif lain di luar KUR.
Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, BPD Bali menyalurkan Rp1,51 triliun KUR kepada 7.921 debitur UMKM, dengan 6.070 di antaranya merupakan debitur baru. Penyaluran untuk usaha mikro mencapai Rp300 miliar atau 100 persen dari target, sedangkan usaha kecil mencapai Rp1,2 triliun dari target Rp1,6 triliun, dan super mikro sebesar Rp520 juta dari target Rp550 juta.
Untuk mempercepat realisasi KUR, bank milik pemerintah daerah ini mengadopsi sejumlah strategi inovatif. Salah satunya dengan membuka layanan akhir pekan dan menggunakan sistem kredit digital (Digiloan) untuk mempercepat proses analisis kredit secara daring.
“Melalui sistem digital ini, analisis kredit bisa dilakukan lebih efisien dan di mana saja,” kata Sudharma. Ia menambahkan, BPD Bali tetap menjangkau pangsa pasar di wilayah perdesaan, yang menjadi bagian dari ekosistem UMKM paling kecil di Bali.
Kinerja penyaluran KUR BPD Bali ke sektor produktif bahkan melampaui rata-rata nasional, yakni 60,7 persen. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi penyaluran kredit berbasis produktivitas di tingkat daerah.
Secara nasional, hingga awal November 2025, penyaluran KUR telah mencapai Rp228 triliun atau 76 persen dari plafon nasional Rp300 triliun. Program tersebut telah membantu 3,87 juta debitur UMKM, termasuk 1,18 juta pelaku usaha yang naik kelas.
Capaian tersebut menegaskan peran penting BPD Bali dalam memperkuat pondasi ekonomi daerah melalui dukungan pembiayaan yang berkelanjutan bagi pelaku UMKM, sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi produktif di Pulau Dewata. (apn)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar