BADUNG, Lensabali.id - Badung Agro Techno Park (ATP) di Desa Belok Sidan kini berkembang sebagai pusat edukasi dan wisata agro. Kawasan ini tidak hanya menghadirkan fasilitas pelatihan dan produksi, tetapi juga kelas barista, kedai kopi, serta area rekreasi.
Kepala Diperpa Badung, I Wayan Wijana, mengatakan integrasi pertanian dan pariwisata menjadi arah pengembangan utama. “Pariwisata tetap menjadi potensi unggulan Badung, sehingga perlu dikaitkan dengan sektor pertanian,” ujarnya.
ATP dirancang untuk memajukan wilayah Badung utara sekaligus membuka ruang pembelajaran bagi petani lokal. Wijana berharap konsep ini menarik lebih banyak potensi pertanian untuk berkembang.
Perkembangan kopi yang menjadi ikon ATP menunjukkan hasil menggembirakan. Tanaman kopi tumbuh subur dan kini memasuki fase produktif. “Kopi di Badung ATP sudah tumbuh dengan baik dan mulai menghasilkan,” katanya.
Pelatihan untuk petani turut menjadi fokus, terutama pembibitan dan pengendalian hama. Mereka diarahkan untuk mampu mandiri dari sisi teknis. “Kami latih petani membuat bibit kopi sendiri,” ujarnya.
Hilirisasi juga diperkuat melalui pelatihan pengolahan kopi hingga menjadi produk siap jual. Petani dapat memasarkan hasil dalam bentuk biji maupun serbuk.
Kehadiran kelas barista dan fasilitas pendukung dianggap memperkuat daya tarik wisata agro. Aktivitas edukatif dan rekreatif digabungkan agar kawasan lebih hidup.
Kedai kopi dan wahana outdoor menambah pengalaman bagi pengunjung, sekaligus memperkenalkan produk lokal Badung kepada publik.
Pemkab Badung memastikan pengembangan ATP tetap berlanjut pada 2026. Anggaran lebih dari Rp200 juta telah disiapkan.
Detail program akan ditentukan kemudian, namun fokusnya tetap pada peningkatan kapasitas petani dan penguatan ekosistem agro-wisata di Badung utara. (ap)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar