TABANAN, Lensabali.id – Kecamatan Baturiti mencatat capaian signifikan dalam pengelolaan sampah berbasis sumber. Dari 54 desa adat, sebanyak 48 desa telah menerapkan teba modern, sementara enam lainnya masih menggunakan teba tradisional. Seluruh desa dinas juga sudah memiliki percontohan teba modern.
Camat Baturiti, Sayu Made Parwati, menegaskan bahwa langkah ini menunjukkan komitmen desa adat dan desa dinas untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Pernyataan itu disampaikannya saat sosialisasi PSP-PSBS bersama Duta PSBS Bali, Ny. Putri Koster.
Dalam kesempatan yang sama, Ny. Putri Koster menekankan pentingnya menyelesaikan persoalan sampah dari hulu. “Kepala desa harus menjadi penggerak utama agar masyarakat disiplin memilah sampah sejak dari rumah, sekolah, pasar, hingga restoran,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Kecamatan Marga. Camat I Gede Nengah Sugiarta menyebut program PSBS bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga keberlanjutan generasi. Ia menegaskan, sampah yang dikelola dengan baik bisa memberi nilai tambah ekonomi.
Camat Baturiti, Sayu Made Parwati, menegaskan bahwa langkah ini menunjukkan komitmen desa adat dan desa dinas untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Pernyataan itu disampaikannya saat sosialisasi PSP-PSBS bersama Duta PSBS Bali, Ny. Putri Koster.
Dalam kesempatan yang sama, Ny. Putri Koster menekankan pentingnya menyelesaikan persoalan sampah dari hulu. “Kepala desa harus menjadi penggerak utama agar masyarakat disiplin memilah sampah sejak dari rumah, sekolah, pasar, hingga restoran,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Kecamatan Marga. Camat I Gede Nengah Sugiarta menyebut program PSBS bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga keberlanjutan generasi. Ia menegaskan, sampah yang dikelola dengan baik bisa memberi nilai tambah ekonomi.
.jpeg)
Sementara itu, Sekretaris TP PKK Tabanan, Ny. Budiasih Dirga, mengajak camat, kepala desa, hingga ibu-ibu PKK ikut aktif. Menurutnya, masalah sampah sudah berdampak nyata, salah satunya banjir akibat curah hujan singkat.
Koordinator Percepatan PSP-PSBS, Luh Riniti Rahayu, menegaskan program ini termasuk “super prioritas” karena Bali kini menghadapi darurat sampah. Pemisahan sampah dari sumber disebut sebagai kunci utama keberhasilan.
Sebagai penghargaan, Ny. Putri Koster memberikan hadiah Rp2 juta bagi peserta aktif. Gerakan PSBS diharapkan memperkuat kesadaran masyarakat bahwa menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama demi masa depan Bali yang lebih bersih.(hms/ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar