
TABANAN, Lensabali.id - Sekolah Rakyat Menengah Pertama 17 Tabanan di Bali memaksimalkan peran 12 guru yang tersedia untuk mengatasi kekurangan tiga tenaga pengajar.
Kepala Sekolah, I Putu Jaya Negara, menjelaskan bahwa idealnya sekolah memiliki 15 guru, namun saat ini hanya tersedia 12 karena ada yang mengundurkan diri atau tidak melakukan pendaftaran ulang.
Sekolah yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Sosial ini adalah satu-satunya Sekolah Rakyat jenjang SMP di Pulau Bali dan berlokasi di Sentra Mahatmiya Bali.
Adapun kekurangan guru saat ini mencakup mata pelajaran Agama Hindu, Agama Katolik, dan Bimbingan Konseling (BK). Pihak sekolah telah menjalin komunikasi dengan Kementerian Sosial dan Kementerian Agama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Selain 12 guru dan satu kepala sekolah, kegiatan pembelajaran juga dibantu oleh dua wali asrama dan delapan wali asuh. Meski demikian, sekolah ini juga mengalami kekurangan tenaga pendukung lainnya seperti petugas kebersihan idealnya dua orang, namun belum tersedia sama sekali serta juru masak, yang baru ada satu orang dari kebutuhan empat orang.
Saat ini, sekolah menampung 75 siswa dari keluarga prasejahtera di Bali, yang terbagi ke dalam tiga kelas. Komposisinya terdiri atas 36 siswi dan 39 siswa yang berasal dari Kabupaten Tabanan (61 orang), Buleleng (7), Denpasar (4), dan Badung (3). Seluruh siswa tinggal di asrama selama masa pendidikan.
Para siswa telah menyelesaikan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada 14 Juli 2025 dan kini memasuki masa persiapan kurikulum selama dua bulan. Dalam masa ini, mereka dibekali materi seperti pendidikan karakter, kedisiplinan, dan kewirausahaan.
Setelah masa persiapan, para siswa dijadwalkan akan mulai mengikuti kurikulum nasional pada Oktober 2025. (ant/ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar