BANGLI, Lensabali.id – Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Ibu Putri Koster, menekankan pentingnya menyelesaikan persoalan sampah domestik secara mandiri mulai dari tingkat rumah tangga dan desa adat. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak lagi bergantung pada metode open dumping maupun pembakaran sampah yang terbukti menimbulkan masalah lingkungan serius. Pesan ini ia sampaikan dalam sosialisasi percepatan pembatasan plastik sekali pakai serta implementasi PSBS PADAS di Kecamatan Bangli dan Kecamatan Tembuku, Senin (25/8).
“Selama ini sistem pengelolaan yang salah justru menimbulkan bahaya lebih besar. Uap dan cairan beracun berupa dioksin dari pembakaran sampah sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” ujar Ibu Putri Koster, sambil mencontohkan kondisi di TPA Suwung, Denpasar.
“Selama ini sistem pengelolaan yang salah justru menimbulkan bahaya lebih besar. Uap dan cairan beracun berupa dioksin dari pembakaran sampah sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” ujar Ibu Putri Koster, sambil mencontohkan kondisi di TPA Suwung, Denpasar.
.jpeg)
Menurutnya, pola PSBS PADAS menjadi solusi konkret dengan prinsip pemilahan sejak sumber. Sampah organik diharapkan dapat ditangani langsung di rumah tangga, sementara anorganik dan residu akan dikelola melalui TPS3R dan TPST yang difasilitasi desa adat. “Kepala Desa, Bendesa, dan Lurah adalah ujung tombaknya. Mereka andalan kita untuk menjaga kebersihan wilayah. Gunakan kreativitas masing-masing,” tegasnya. Ia juga mengajak PKK dan PAKIS di desa ikut aktif dalam edukasi masyarakat.
Program ini mendapat respons positif di Bangli. Camat Tembuku, I Putu Sumardiana, menyebut warganya sudah terbiasa mengelola sampah organik melalui teba rumah tangga, sementara sampah plastik dikumpulkan melalui bank sampah, dan residu dibawa ke TPS3R maupun TPST.
Hal senada disampaikan anggota Tim Kerja PSBS Provinsi Bali, Prof. Dr. Ni Luh Kartini. Ia menegaskan, pemilahan sejak awal adalah kunci keberhasilan. “Sampah yang sudah tercampur akan sulit dipilah kembali. Dengan PSBS PADAS, masyarakat diharapkan mulai bijak, tidak lagi mengandalkan open dumping, tetapi bertanggung jawab sejak dari sumbernya,” katanya.(hms/ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar