DENPASAR, Lensabali.id – Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyebut ketegasan Kementerian Lingkungan Hidup dalam mendorong pengelolaan sampah menjadi cambuk bagi daerah. “Persoalan sampah di Bali bukan hanya prioritas, tetapi sudah menjadi program super mendesak,” tegasnya saat membuka rapat koordinasi percepatan pengelolaan sampah di Denpasar, Selasa (26/8).
Dewa Indra menekankan strategi pengelolaan sampah harus dibangun dari hulu hingga hilir. PSBS Bali mengatur pemilahan sampah sejak rumah tangga: organik dikelola melalui teba modern, anorganik dengan nilai ekonomi dijual ke bank sampah, sedangkan residu dibawa ke TPS3R dan TPST desa adat. “Siapa yang menghasilkan sampah harus bertanggung jawab,” ujarnya.
Apresiasi datang dari Kementerian Lingkungan Hidup RI. Staf Ahli Menteri LH, Hanifah Dwi Nirwana, menilai langkah Bali patut dicontoh. Ia menegaskan, teknologi tidak akan maksimal tanpa peran masyarakat dalam memilah sampah. “Saya salut, meskipun kebijakan ini tidak populis, Gubernur Bali tetap tegas menjalankannya,” ujarnya.
Data menunjukkan timbulan sampah Bali pada 2025 diproyeksikan 3,4 ribu ton per hari. Namun, baru 29% yang berhasil dikelola, sementara sisanya 71% atau sekitar 2,5 ribu ton per hari masih belum tertangani—angka yang masih jauh dari target tahunan 51,21%. (hms/ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar