TABANAN, Lensabali.id - Nuanu Creative City di Tabanan bersiap meluncurkan Magic Garden, sebuah ruang edukasi botani yang menampilkan flora langka Bali. Fasilitas ini direncanakan dapat dikunjungi mulai pertengahan 2026.
Magic Garden menjadi bagian dari komitmen Nuanu untuk memperkuat keberlanjutan lingkungan di Bali. Konsepnya dibuat agar pengunjung bisa belajar langsung mengenai pentingnya menjaga keberagaman hayati.
Beberapa tanaman yang sudah mulai dikonservasi antara lain Majegau Bali, Cendana, dan Randu Alas. Ketiganya memiliki nilai budaya dan sejarah yang kuat, namun kini semakin sulit ditemukan di alam.
CEO Nuanu Creative City, Lev Kroll, mengatakan bahwa pengumpulan dan pelestarian flora terancam punah merupakan salah satu cara paling efektif untuk membangun kesadaran masyarakat. Menurutnya, ketika pengunjung dapat melihat langsung, mereka lebih mudah memahami urgensinya.
Nuanu Creative City sendiri dikembangkan oleh tim lintas profesi yang mengusung konsep pariwisata yang sensitif terhadap alam dan budaya lokal. Kawasan ini menargetkan diri sebagai salah satu destinasi liburan penting di Bali.
Komang Sri Junisabtika, selaku pengelola Magic Garden, menjelaskan bahwa perawatan flora langka dilakukan layaknya merawat seluruh ekosistem. Ia menilai tugas tersebut merupakan kehormatan bagi timnya.
Kawasan ini dirancang untuk memberi pengalaman yang memadukan rekreasi dan edukasi dalam suasana yang alami. Pengunjung dapat menikmati keindahan kebun sambil memahami peran setiap spesies di dalamnya.
Mulai pertengahan 2026, wisatawan dapat menjelajah Magic Garden sebagai bagian dari rangkaian kunjungan ke Nuanu Creative City. Fasilitas ini juga menyediakan pendampingan ahli bagi pengunjung yang ingin belajar lebih mendalam.
Dengan hadirnya Magic Garden, Nuanu berharap dapat memperluas pemahaman publik mengenai flora Bali yang semakin langka. Inisiatif ini ditujukan untuk memastikan keberadaan mereka tetap terjaga di masa depan.
Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa pariwisata dapat berjalan seiring dengan upaya pelestarian, selama dikembangkan dengan pendekatan yang menghargai lingkungan dan budaya setempat. (*/ap)
Magic Garden menjadi bagian dari komitmen Nuanu untuk memperkuat keberlanjutan lingkungan di Bali. Konsepnya dibuat agar pengunjung bisa belajar langsung mengenai pentingnya menjaga keberagaman hayati.
Beberapa tanaman yang sudah mulai dikonservasi antara lain Majegau Bali, Cendana, dan Randu Alas. Ketiganya memiliki nilai budaya dan sejarah yang kuat, namun kini semakin sulit ditemukan di alam.
CEO Nuanu Creative City, Lev Kroll, mengatakan bahwa pengumpulan dan pelestarian flora terancam punah merupakan salah satu cara paling efektif untuk membangun kesadaran masyarakat. Menurutnya, ketika pengunjung dapat melihat langsung, mereka lebih mudah memahami urgensinya.
Nuanu Creative City sendiri dikembangkan oleh tim lintas profesi yang mengusung konsep pariwisata yang sensitif terhadap alam dan budaya lokal. Kawasan ini menargetkan diri sebagai salah satu destinasi liburan penting di Bali.
Komang Sri Junisabtika, selaku pengelola Magic Garden, menjelaskan bahwa perawatan flora langka dilakukan layaknya merawat seluruh ekosistem. Ia menilai tugas tersebut merupakan kehormatan bagi timnya.
Kawasan ini dirancang untuk memberi pengalaman yang memadukan rekreasi dan edukasi dalam suasana yang alami. Pengunjung dapat menikmati keindahan kebun sambil memahami peran setiap spesies di dalamnya.
Mulai pertengahan 2026, wisatawan dapat menjelajah Magic Garden sebagai bagian dari rangkaian kunjungan ke Nuanu Creative City. Fasilitas ini juga menyediakan pendampingan ahli bagi pengunjung yang ingin belajar lebih mendalam.
Dengan hadirnya Magic Garden, Nuanu berharap dapat memperluas pemahaman publik mengenai flora Bali yang semakin langka. Inisiatif ini ditujukan untuk memastikan keberadaan mereka tetap terjaga di masa depan.
Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa pariwisata dapat berjalan seiring dengan upaya pelestarian, selama dikembangkan dengan pendekatan yang menghargai lingkungan dan budaya setempat. (*/ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar