DENPASAR, Lensabali.id – Pemerintah Provinsi Bali melalui BPBD meluncurkan Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana (ULD-PB) bekerja sama dengan Program SIAP SIAGA, kemitraan Australia–Indonesia untuk manajemen risiko bencana. Inisiatif ini menjadi langkah konkret menuju sistem penanggulangan bencana yang inklusif dan partisipatif.
Mengusung prinsip “Nothing Without Us”, ULD-PB memberi ruang bagi penyandang disabilitas untuk terlibat aktif dalam seluruh proses penanggulangan bencana, mulai dari perencanaan, pencegahan, hingga pemulihan. “Unit ini akan menjadi wadah bagi 11 organisasi disabilitas yang mewakili sekitar 26 ribu penyandang disabilitas di Bali,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bali, Dr. I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya.
Ia menambahkan, kehadiran ULD-PB bukan sekadar simbol, melainkan bagian dari pengarusutamaan inklusi dalam kebijakan daerah. Upaya ini mengacu pada lima pilar utama manajemen bencana inklusif: data terpilah, aksesibilitas, partisipasi bermakna, peningkatan kapasitas, dan prioritas perlindungan.
Plt. Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Drs. Pangarso Suryoutomo, menilai langkah Bali sejalan dengan semangat nasional dalam memperkuat kesiapsiagaan berbasis hak asasi manusia. “Dengan mengarusutamakan inklusi disabilitas, sistem tanggap bencana akan menjadi lebih efektif dan berkeadilan,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Pemerintah Australia melalui Program SIAP SIAGA, yang membantu memperkuat kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Acting Deputy Konsul Jenderal Australia di Bali, Sophie Hanemayer, menyebut peluncuran ULD-PB sebagai praktik baik yang patut dicontoh oleh daerah lain di Indonesia.
Program SIAP SIAGA sendiri merupakan kemitraan Australia–Indonesia yang bertujuan memperkuat kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menanggapi, dan memulihkan diri dari bencana, serta mempererat kerja sama kemanusiaan di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan berdirinya ULD-PB, Bali diharapkan menjadi pionir pembangunan sistem penanggulangan bencana yang inklusif dan tangguh. “Kami ingin memastikan tidak ada yang tertinggal dalam menghadapi bencana,” tegas Teja.
Langkah ini juga menjadi bagian dari peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2025, sekaligus wujud nyata komitmen Bali dalam membangun masa depan yang lebih aman, manusiawi, dan berkeadilan bagi semua lapisan masyarakat. (hms/ap)
Program SIAP SIAGA sendiri merupakan kemitraan Australia–Indonesia yang bertujuan memperkuat kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menanggapi, dan memulihkan diri dari bencana, serta mempererat kerja sama kemanusiaan di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan berdirinya ULD-PB, Bali diharapkan menjadi pionir pembangunan sistem penanggulangan bencana yang inklusif dan tangguh. “Kami ingin memastikan tidak ada yang tertinggal dalam menghadapi bencana,” tegas Teja.
Langkah ini juga menjadi bagian dari peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2025, sekaligus wujud nyata komitmen Bali dalam membangun masa depan yang lebih aman, manusiawi, dan berkeadilan bagi semua lapisan masyarakat. (hms/ap)

.jpeg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar