DENPASAR, Lensabali.id – Sekretaris Daerah Provinsi Bali menghadiri sekaligus memberikan dukungan terhadap Lomba Gebogan Buah Lokal yang digelar Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali di Pura Swagina, dalam rangka Piodalan Purnama Kapat.
Kehadiran Sekda menegaskan komitmen Pemprov Bali dalam mengintegrasikan pelestarian lingkungan dengan nilai-nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat.
Lomba tersebut diikuti oleh 28 gebogan buah dari 12 unit tugas di lingkungan DKLH. Seluruh gebogan disusun menggunakan buah-buahan lokal hasil hutan yang berasal dari berbagai wilayah Bali, sebagai upaya nyata memperkuat sektor kehutanan berbasis kearifan lokal.
Kepala Dinas KLH Bali, Dr. I Made Rentin, menjelaskan bahwa lomba ini lebih dari sekadar kompetisi. “Kami ingin memperkenalkan potensi buah hasil hutan sebagai bagian dari sistem agroforestri yang tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga menghidupkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Kehadiran Sekda menegaskan komitmen Pemprov Bali dalam mengintegrasikan pelestarian lingkungan dengan nilai-nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat.
Lomba tersebut diikuti oleh 28 gebogan buah dari 12 unit tugas di lingkungan DKLH. Seluruh gebogan disusun menggunakan buah-buahan lokal hasil hutan yang berasal dari berbagai wilayah Bali, sebagai upaya nyata memperkuat sektor kehutanan berbasis kearifan lokal.
Kepala Dinas KLH Bali, Dr. I Made Rentin, menjelaskan bahwa lomba ini lebih dari sekadar kompetisi. “Kami ingin memperkenalkan potensi buah hasil hutan sebagai bagian dari sistem agroforestri yang tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga menghidupkan ekonomi masyarakat,” katanya.
.jpeg)
Dalam kesempatan itu, Rentin juga menyerahkan gebogan simbolis berisi 7–11 jenis bibit tanaman buah, termasuk durian dan manggis, kepada empat Kepala UPTD KPH. Bibit tersebut telah diupakarai sebelumnya dan wajib ditanam serta dirawat untuk kebermanfaatan jangka panjang.
Koordinator Tim Percepatan PSBS PADAS, Luh Riniti Rahayu, selaku juri, mengapresiasi kreativitas peserta. Ia menilai kegiatan ini mengandung pesan ekologis yang kuat dan mendukung pendidikan lingkungan hidup sejak usia dini.
Lomba ini juga menjadi inspirasi untuk penyelenggaraan Festival Buah Lokal Hasil Hutan Bali di masa mendatang—sebuah wadah yang menggabungkan nilai konservasi, tradisi, dan pemberdayaan masyarakat.
Pemprov Bali berharap kegiatan serupa terus tumbuh sebagai bagian dari gerakan pelestarian budaya dan lingkungan yang berkelanjutan di Pulau Dewata. (hms/ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar