BADUNG, Lensabali.id - Pemerintah Kabupaten Badung mempercepat pembersihan sisa puing bangunan liar di Pantai Bingin, Desa Pecatu, Kuta Selatan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mengerahkan alat berat ekskavator agar pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 30 hari.
“Target awal pembersihan fokus pada area daratan dan pesisir pantai. Ya, 30 hari pertama termasuk mitigasi pada tanggul paling bawah agar tidak tergerus ke daratan pantai,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra.
Agung Rama menjelaskan, cuaca menjadi tantangan utama dalam pengerjaan di lapangan. Pasang air laut dan hujan lebat bisa memperlambat proses. “Kami khawatirkan kendala utama itu saat air laut pasang dan hujan. Kami upayakan supaya material tidak sampai hanyut ke pesisir pantai,” ujarnya.
PUPR Badung juga menerapkan langkah mitigasi untuk mengurangi dampak lingkungan selama proses berlangsung. Fokus pembersihan diarahkan pada area daratan dan tanggul bawah yang rawan longsor ke pantai.
Langkah cepat ini merupakan tindak lanjut instruksi Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa. Ia sebelumnya meminta agar alat berat segera diturunkan untuk menuntaskan sisa puing sembari menunggu rencana penataan kawasan disiapkan.
Menurut Adi Arnawa, banyak laporan masyarakat mengenai kondisi Pantai Bingin pasca-penertiban. Ia meminta semua pihak, termasuk warga terdampak, untuk bersabar menghadapi proses yang tengah berjalan.
“Kami sadari, kondisi saat ini cukup memberatkan bagi warga dan wisatawan. Tapi penataan ini perlu agar pantai tetap tertata dan nyaman,” ujarnya.
Penataan lanjutan Pantai Bingin nantinya akan dilakukan berdasarkan masterplan yang tengah disusun. Pemerintah daerah menegaskan langkah ini bertujuan menjaga keindahan sekaligus keberlanjutan kawasan wisata pantai tersebut.
Dengan percepatan pembersihan ini, Pemkab Badung berharap Pantai Bingin segera kembali bersih dan aman bagi wisatawan maupun masyarakat sekitar. (ap)
“Target awal pembersihan fokus pada area daratan dan pesisir pantai. Ya, 30 hari pertama termasuk mitigasi pada tanggul paling bawah agar tidak tergerus ke daratan pantai,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra.
Agung Rama menjelaskan, cuaca menjadi tantangan utama dalam pengerjaan di lapangan. Pasang air laut dan hujan lebat bisa memperlambat proses. “Kami khawatirkan kendala utama itu saat air laut pasang dan hujan. Kami upayakan supaya material tidak sampai hanyut ke pesisir pantai,” ujarnya.
PUPR Badung juga menerapkan langkah mitigasi untuk mengurangi dampak lingkungan selama proses berlangsung. Fokus pembersihan diarahkan pada area daratan dan tanggul bawah yang rawan longsor ke pantai.
Langkah cepat ini merupakan tindak lanjut instruksi Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa. Ia sebelumnya meminta agar alat berat segera diturunkan untuk menuntaskan sisa puing sembari menunggu rencana penataan kawasan disiapkan.
Menurut Adi Arnawa, banyak laporan masyarakat mengenai kondisi Pantai Bingin pasca-penertiban. Ia meminta semua pihak, termasuk warga terdampak, untuk bersabar menghadapi proses yang tengah berjalan.
“Kami sadari, kondisi saat ini cukup memberatkan bagi warga dan wisatawan. Tapi penataan ini perlu agar pantai tetap tertata dan nyaman,” ujarnya.
Penataan lanjutan Pantai Bingin nantinya akan dilakukan berdasarkan masterplan yang tengah disusun. Pemerintah daerah menegaskan langkah ini bertujuan menjaga keindahan sekaligus keberlanjutan kawasan wisata pantai tersebut.
Dengan percepatan pembersihan ini, Pemkab Badung berharap Pantai Bingin segera kembali bersih dan aman bagi wisatawan maupun masyarakat sekitar. (ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar