DENPASAR, Lensabali.id - Upaya memperkuat identitas digital Bali memasuki fase baru dengan penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Bali dan PANDI mengenai pengelolaan gTLD .bali. Acara di Jayasabha, Denpasar, ini menjadi tonggak kolaborasi resmi dalam membangun wajah digital Bali di tingkat internasional.
Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak menilai langkah ini sebagai momentum strategis bagi Bali untuk memasuki modernisasi digital tanpa meninggalkan akar budaya. Ia menekankan bahwa domain .bali akan menjadi wadah identitas daring yang lebih relevan dan representatif bagi masyarakat Bali.
Menurut John Sihar, gTLD ini memungkinkan pengembangan berbagai layanan digital berbasis Bali.id, termasuk penggunaan nama-nama lokal sebagai identitas digital. “Transformasi ini sangat relevan bagi budaya dan pariwisata Bali,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa digitalisasi ini dapat memperkuat posisi UMKM dan brand Bali di pasar global. PANDI, yang telah dikenal luas di tingkat nasional dan internasional, siap mengawal pengembangan registri Bali hingga sejajar dengan praktik global.
John Sihar juga menyoroti pentingnya digitalisasi Aksara Bali, meskipun proses standardisasi teknis dinilai menantang. “Thailand menggunakan aksara nasionalnya secara luas, sementara kita masih dominan latin. Namun langkah ini penting agar Aksara Bali memiliki ruang dalam dunia digital,” jelasnya.
Dalam pengembangan ke depan, domain Bali (dengan Aksara Bali).id dirancang berperan sebagai penyedia layanan digital bagi masyarakat. Kolaborasi akan melibatkan PANDI, Universitas Udayana, Pemprov Bali, dan potensi keterlibatan BUMD untuk memperkuat model registri.
John Sihar menegaskan bahwa digitalisasi akan memperkuat branding global Bali sembari memastikan peran lokal tetap menjadi inti. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Pemerintah Provinsi Bali.
Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan komitmen mempercepat implementasi kerja sama ini. Ia menilai digitalisasi berbasis budaya dan aksara Bali sebagai langkah mempertegas karakter Bali yang kuat dan relevan.
“Kita percepat pelaksanaannya. Penguatan Aksara Bali di ruang publik akan semakin menegaskan karakter Bali,” kata Gubernur Koster.
Kerja sama ini diharapkan membuka peluang ekonomi baru, memperluas diplomasi budaya, dan memperkokoh posisi Bali sebagai entitas digital global dengan karakter budaya yang tetap terjaga. (hms/ap)

.jpeg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar