Pembukaan Kejurnas turut dihadiri jajaran penting olahraga barongsai, di antaranya Pembina FOBI Barongsai Indonesia, Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Barongsai Indonesia, Ketua FOBI Bali, perwakilan Perhimpunan Tionghoa, Konsul RRT, dan Ketua PHRI. Kehadiran mereka menegaskan kuatnya dukungan terhadap pengembangan olahraga barongsai serta penguatan nilai persaudaraan dalam keberagaman budaya Indonesia.
Dalam sambutannya, Gubernur Wayan Koster menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang kembali diberikan kepada Bali sebagai tuan rumah Kejurnas Barongsai. Ia menegaskan bahwa barongsai, sebagai bagian dari budaya Tionghoa, telah diterima luas oleh masyarakat Indonesia dan menjadi ruang kolaborasi budaya yang positif.“
"Event ini menunjukkan bahwa budaya barongsai dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Terima kasih karena Bali kembali dipilih sebagai tuan rumah. Melalui Kejurnas ini, barongsai menjadi wahana pelestarian budaya, penguatan karakter, sekaligus daya tarik pariwisata berbasis budaya. Atas nama Pemerintah Provinsi Bali, saya mengucapkan selamat datang dan selamat bertanding,” ujar Gubernur Koster.
Ketua Panitia, Dewa Gede Ari Wirawan, melaporkan bahwa Kejurnas tahun ini melibatkan 600 atlet dari 18 provinsi dengan dukungan penuh dari berbagai lembaga, termasuk pemerintah daerah dan lembaga olahraga nasional. Ia mengapresiasi seluruh pihak yang berkontribusi atas terselenggaranya kompetisi ini.
Dukungan senada disampaikan Ketua FOBI Pusat, Andra Jaya, yang menilai barongsai sebagai olahraga yang menuntut keberanian, ketangkasan, dan mental kuat. Menurutnya, ajang kejurnas sangat penting untuk meningkatkan kualitas atlet sekaligus memperluas pembinaan di berbagai daerah.
Sementara itu, Ketua Pengurus Besar FOBI, Edi Kusuma, menekankan bahwa Kejurnas 2025 bertujuan mengukur kemampuan atlet dan memperkuat potensi prestasi olahraga barongsai Indonesia di kancah nasional dan internasional.
Kejurnas Barongsai 2025 tidak hanya menjadi panggung kompetisi, tetapi juga sarana pembinaan prestasi dan penguatan nilai sportivitas. Lebih jauh, ajang ini mempererat tali persaudaraan dalam keberagaman budaya Indonesia sekaligus memperkokoh peran Bali sebagai destinasi penyelenggaraan event olahraga budaya yang memberikan dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian daerah. (editor/GP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar