DENPASAR, Lensabali.id - Pemkot Denpasar menetapkan tahun 2026 sebagai awal penataan kawasan 0 kilometer, setelah fokus penataan Sanur dinyatakan selesai. Upaya ini dilakukan sebagai tindak lanjut pascabanjir sekaligus meningkatkan kualitas tata ruang kota.
Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa menyebutkan perbaikan akan mencakup trotoar, penataan taman kota, dan lampu penerangan di sejumlah ruas seperti Hasanudin, Thamrin, Gajah Mada, Sulawesi, dan Sumatera. Ia menambahkan, “pascabanjir ini menjadi momentum untuk kita mulai penataan menyeluruh di kawasan 0 kilometer pada tahun 2026.”
Revitalisasi trotoar direncanakan menggunakan material andesit seperti di kawasan Sanur, sementara opsi paving atau aspal masih dipertimbangkan sesuai arahan walikota.
Pemkot menargetkan pusat kota tampil lebih rapi dan mendukung kegiatan ekonomi. Dalam waktu dekat, walikota juga akan bertemu pemilik toko di Jalan Gajah Mada untuk memperkuat komunikasi mengenai transformasi bisnis.
“Kami berharap melalui komunikasi langsung dengan para pemilik toko, transformasi bisnis di Gajah Mada dapat berjalan dan menghidupkan kembali ekosistem ekonominya,” ujar Arya Wibawa.
Terkait usulan masyarakat menjadikan Gajah Mada sebagai street food area, Pemkot menilai jalur itu terlalu vital untuk ditutup. Karena itu, alternatif lain sedang dikaji.
Jalan Sulawesi dinilai lebih memungkinkan menjadi pusat kuliner malam karena kondisi lalu lintasnya lebih lengang dan aman.
Menurut Arya Wibawa, kawasan tersebut berpotensi menjadi ruang hidup baru bagi UMKM sekaligus penggerak aktivitas kota di malam hari.
Melalui rangkaian penataan ini, Pemkot menargetkan kawasan 0 kilometer Denpasar tampil lebih tertata dan produktif bagi masyarakat maupun pelaku usaha. (*/apn)
Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa menyebutkan perbaikan akan mencakup trotoar, penataan taman kota, dan lampu penerangan di sejumlah ruas seperti Hasanudin, Thamrin, Gajah Mada, Sulawesi, dan Sumatera. Ia menambahkan, “pascabanjir ini menjadi momentum untuk kita mulai penataan menyeluruh di kawasan 0 kilometer pada tahun 2026.”
Revitalisasi trotoar direncanakan menggunakan material andesit seperti di kawasan Sanur, sementara opsi paving atau aspal masih dipertimbangkan sesuai arahan walikota.
Pemkot menargetkan pusat kota tampil lebih rapi dan mendukung kegiatan ekonomi. Dalam waktu dekat, walikota juga akan bertemu pemilik toko di Jalan Gajah Mada untuk memperkuat komunikasi mengenai transformasi bisnis.
“Kami berharap melalui komunikasi langsung dengan para pemilik toko, transformasi bisnis di Gajah Mada dapat berjalan dan menghidupkan kembali ekosistem ekonominya,” ujar Arya Wibawa.
Terkait usulan masyarakat menjadikan Gajah Mada sebagai street food area, Pemkot menilai jalur itu terlalu vital untuk ditutup. Karena itu, alternatif lain sedang dikaji.
Jalan Sulawesi dinilai lebih memungkinkan menjadi pusat kuliner malam karena kondisi lalu lintasnya lebih lengang dan aman.
Menurut Arya Wibawa, kawasan tersebut berpotensi menjadi ruang hidup baru bagi UMKM sekaligus penggerak aktivitas kota di malam hari.
Melalui rangkaian penataan ini, Pemkot menargetkan kawasan 0 kilometer Denpasar tampil lebih tertata dan produktif bagi masyarakat maupun pelaku usaha. (*/apn)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar