DENPASAR, Lensabali.id - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Bali tercatat telah mencapai Rp7,04 triliun hingga akhir Agustus 2025. Dana tersebut paling banyak diserap oleh sektor perdagangan besar dan eceran.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Bali, Muhammad Mufti Arkan, menjelaskan bahwa Kabupaten Buleleng menjadi wilayah dengan jumlah debitur KUR terbanyak di Bali. “Debitur paling banyak itu di Kabupaten Buleleng,” ujarnya di Denpasar, Senin.
Mufti menambahkan, pihaknya mendorong peningkatan penyaluran KUR agar target tahun ini sebesar Rp10,84 triliun dapat tercapai. Penyaluran ini diharapkan turut memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata.
Sepanjang periode 1 Januari–31 Agustus 2025, tercatat 99 ribu debitur telah menerima pembiayaan KUR melalui berbagai skema, mulai dari mikro, super mikro, ultra mikro hingga kredit usaha kecil. Dari jumlah itu, segmen mikro mendominasi dengan 79.520 debitur dan nilai realisasi mencapai Rp4,2 triliun.
Kendati demikian, capaian KUR hingga Agustus 2025 tercatat sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp7,85 triliun. Secara wilayah, Kota Denpasar mencatatkan penyaluran tertinggi dengan nilai sekitar Rp1,17 triliun.
Selain perdagangan, sektor pertanian dan kehutanan juga menyerap porsi signifikan yakni 22 persen, disusul sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya sebesar 12,4 persen, serta akomodasi dan makanan-minuman sebesar 10,38 persen.
Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2025 tercatat mencapai 5,95 persen (year-on-year), lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 5,12 persen. Kinerja ini didukung oleh pemulihan sektor pariwisata yang menunjukkan tren positif.
Selama Januari hingga Agustus 2025, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mencapai 4,6 juta orang, sementara inflasi tahunan di September turun menjadi 2,51 persen, lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 2,65 persen. (ap)
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Bali, Muhammad Mufti Arkan, menjelaskan bahwa Kabupaten Buleleng menjadi wilayah dengan jumlah debitur KUR terbanyak di Bali. “Debitur paling banyak itu di Kabupaten Buleleng,” ujarnya di Denpasar, Senin.
Mufti menambahkan, pihaknya mendorong peningkatan penyaluran KUR agar target tahun ini sebesar Rp10,84 triliun dapat tercapai. Penyaluran ini diharapkan turut memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata.
Sepanjang periode 1 Januari–31 Agustus 2025, tercatat 99 ribu debitur telah menerima pembiayaan KUR melalui berbagai skema, mulai dari mikro, super mikro, ultra mikro hingga kredit usaha kecil. Dari jumlah itu, segmen mikro mendominasi dengan 79.520 debitur dan nilai realisasi mencapai Rp4,2 triliun.
Kendati demikian, capaian KUR hingga Agustus 2025 tercatat sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp7,85 triliun. Secara wilayah, Kota Denpasar mencatatkan penyaluran tertinggi dengan nilai sekitar Rp1,17 triliun.
Selain perdagangan, sektor pertanian dan kehutanan juga menyerap porsi signifikan yakni 22 persen, disusul sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya sebesar 12,4 persen, serta akomodasi dan makanan-minuman sebesar 10,38 persen.
Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2025 tercatat mencapai 5,95 persen (year-on-year), lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 5,12 persen. Kinerja ini didukung oleh pemulihan sektor pariwisata yang menunjukkan tren positif.
Selama Januari hingga Agustus 2025, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mencapai 4,6 juta orang, sementara inflasi tahunan di September turun menjadi 2,51 persen, lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 2,65 persen. (ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar