
BULELENG, Lensabali.id - Kantor DPRD Kabupaten Buleleng, Bali, kini mendapat penjagaan lebih ketat dengan keterlibatan pecalang yang bersiaga selama 24 jam penuh.
Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi potensi gangguan keamanan, terutama setelah gelombang unjuk rasa marak terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Ketut Ngurah Arya, menegaskan bahwa pola penjagaan ini dilaksanakan secara sukarela oleh para pecalang bersama pegawai DPRD.
Menurutnya, inisiatif tersebut merupakan bentuk kepedulian sekaligus solidaritas untuk menjaga stabilitas daerah, terlebih mengingat sejumlah kantor DPRD di daerah lain sempat menjadi sasaran aksi anarkis massa tak dikenal.
“Pegawai kami bersama pecalang melakukan penjagaan di kantor, sebagai bentuk rasa simpati,” ujar Arya, Kamis (4/9). Ia menambahkan, situasi kondusif di Buleleng harus terus dijaga agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang berniat mengacau.
Arya juga menilai bahwa hingga saat ini kondisi Buleleng relatif aman. Aspirasi mahasiswa telah tersampaikan secara damai melalui jalur mediasi yang digelar di kantor DPRD pada Senin (1/9).
Meski demikian, ia menekankan pentingnya upaya pencegahan agar potensi kericuhan dapat diminimalisasi sejak dini.
Politikus PDI Perjuangan itu memastikan bahwa pengamanan akan terus dilakukan sampai situasi nasional benar-benar stabil. Kendati demikian, aktivitas pemerintahan di DPRD Buleleng tetap berjalan normal.
Proses pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) disebut tidak terganggu dan bisa dilaksanakan sesuai agenda.
“Rapat pembahasan KUA dan PPAS tetap berjalan normal dan lancar, tidak ada hambatan,” pungkas Arya. (kmp/ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar