Bangli, Lensabali.id – Suasana Pasar Penelokan, Kintamani, Bangli, Bali, ternyata tak seperti gambaran menakutkan yang beredar di media sosial. Di pagi buta, pasar yang terletak di tengah hutan itu justru sudah tampak hidup dan dipenuhi aktivitas jual beli antara pedagang dan pembeli.
Yang menyambangi lokasi menemukan bahwa pasar ini berada di sisi selatan atau di bagian belakang dari Pasar Seni Geopark Batur. Akses menuju pasar melewati jalan sempit yang cukup untuk dilalui mobil pikap, tepat di samping kiri bangunan Pasar Seni.
Sekitar pukul 05.15 WITA, puluhan orang tampak sibuk berlalu-lalang. Sejumlah pedagang bahkan mulai menjajakan barang dagangan mereka di area parkir Pasar Seni Geopark Batur. Selain pejalan kaki, mobil pikap yang membawa barang dagangan juga terlihat keluar masuk pasar tersebut.
Sebagian besar pengunjung pasar adalah ibu-ibu yang datang untuk membeli kebutuhan pokok, seperti sembako, ayam, sayuran, jajanan tradisional, perlengkapan dapur, hingga kebutuhan upacara sembahyang.
Salah seorang pedagang ayam, Wayan Gatri, menyampaikan bahwa pasar mulai ramai sejak pukul 04.00 WITA. Barang dagangan biasanya dibawa ke pasar menggunakan mobil pikap. Ia mengatakan pagi itu lebih ramai dari biasanya karena ada upacara odalan di Pura Jati, sehingga banyak pedagang keliling datang berbelanja ayam.
Gatri menambahkan, pelanggan utamanya adalah para pedagang keliling yang membeli barang secara grosir untuk dijual kembali ke berbagai pelosok Kintamani, menggunakan sepeda motor. Meski ada juga ibu rumah tangga, jumlahnya tak sebanyak para pedagang keliling.
Sementara itu, Nyoman Wintari (54), pengunjung asal Kintamani, mengatakan ini adalah pertama kalinya ia berbelanja di Pasar Penelokan. Ia membeli ikan dan kebutuhan warungnya. Namun, ia mengaku jarang datang ke pasar ini karena hanya buka setiap tiga hari sekali, mengikuti kalender pasah dalam tradisi Bali. Untuk kebutuhan sehari-hari, ia lebih memilih berbelanja di warung sekitar rumahnya yang buka setiap hari.
Berbeda dengan Oka Suwadarma (40), warga lokal lainnya yang rutin belanja di Pasar Penelokan meski hanya buka tiga hari sekali. Hari itu, ia datang untuk membeli daging babi dan perlengkapan banten (sesaji), biasanya datang sekitar pukul lima atau enam pagi. (dtk/ap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar